Langsung ke konten utama

Self Healing With Ramadhan

 


Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, dimana umat Islam di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa dengan penuh keikhlasan dan ketundukan kepada Allah. Namun, selain sebagai ajang untuk meningkatkan kedekatan spiritual kepada Sang Pencipta, bulan Ramadhan juga bisa dimanfaatkan untuk proses self-healing atau penyembuhan diri, baik secara mental, emosional, maupun fisik.

Dalam artikel ini, kita akan mengulas tentang konsep self-healing di bulan Ramadhan, bagaimana cara kita dapat meraih keseimbangan batin, dan apa saja dalil serta sumber yang mendasari pentingnya proses penyembuhan diri dalam konteks Ramadhan.

 

Makna Self-Healing dalam Islam

Self-healing dalam Islam merujuk pada proses penyembuhan jiwa dan tubuh melalui pendekatan spiritual yang selaras dengan ajaran-ajaran Islam. Konsep ini melibatkan perbaikan diri secara menyeluruh, baik dalam hubungan dengan Allah, diri sendiri, maupun sesama manusia. Dalam Islam, kesehatan mental dan spiritual dianggap sama pentingnya dengan kesehatan fisik.

Bulan Ramadhan menjadi waktu yang tepat untuk memperbaiki kualitas hidup, baik secara fisik maupun psikologis. Selama bulan ini, kita diberi kesempatan untuk menahan hawa nafsu, mengendalikan emosi, dan mendekatkan diri kepada Allah dengan meningkatkan ibadah dan kebaikan.

 

Mendekatkan Diri kepada Allah sebagai Bentuk Penyembuhan

Puasa di bulan Ramadhan bukan hanya menahan lapar dan dahaga, tetapi juga menahan segala bentuk godaan yang dapat mengganggu ketenangan jiwa. Proses menahan diri ini memiliki dampak positif bagi kesehatan mental. Dengan menundukkan ego dan keinginan duniawi, seseorang bisa merasakan kedamaian batin yang mendalam.

Dalil mengenai pentingnya proses penyucian diri dapat ditemukan dalam Al-Quran, salah satunya dalam Surat Al-Baqarah ayat 183:

ูŠٰุٓงَูŠُّู‡َุง ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ุงٰู…َู†ُูˆْุง ูƒُุชِุจَ ุนَู„َูŠْูƒُู…ُ ุงู„ุตِّูŠَุงู…ُ ูƒَู…َุง ูƒُุชِุจَ ุนَู„َู‰ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ู…ِู†ْ ู‚َุจْู„ِูƒُู…ْ ู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชَุชَّู‚ُูˆْู†َۙ ۝ูกูจูฃ

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertakwa."

Wahbah Zuhaili dalam tafsirnya menyatakan bahwa beberapa faedah yang akan didapat ketika melaksanakan puasa adalah dapat mensucikan jiwa, mendapat ridha Allah, dan menjadikan seseorang bertakwa kepada Allah, baik dalam keadaan sepi maupun ramai. Selain itu, melalui puasa seseorang dapat mengatur kehendaknya sendiri agar tidak berlebihan, belajar bersabar, dan menahan segala hal yang dapat membatalkan atau menahan diri dari perkara-perkara yang tidak disukai dan meminimalisasi syahwat. (Wahbah Zuhaili, 1418 H, Vol. 2: 131).

Melalui ritual puasa, pikiran individu biasanya akan lebih jernih karena ketika seseorang berpuasa maka zat-zat yang terkadang membawa emosi-emosi tertentu kosong seperti kafein atau gula-gulaan. Dengan begitu, tidak ada zat macam-macam yang masuk ke dalam tubuh, sehingga pikiran pun akan lebih jernih. Oleh karenanya dengan berpuasa seseorang dapat men-treatment dirinya sendiri (self-healing).

 

Meningkatkan Kualitas Ibadah untuk Kesehatan Spiritual

Bulan Ramadhan juga memberi kesempatan kepada umat Islam untuk meningkatkan kualitas ibadah mereka. Melalui shalat tarawih, dzikir, membaca Al-Qur'an, dan amalan lainnya, seseorang dapat merasakan kedekatan dengan Allah yang menjadi sumber kekuatan batin. Kesehatan spiritual yang diperoleh melalui ibadah khusyuk dan penuh kesadaran ini dapat menjadi salah satu bentuk self-healing.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Rasulullah SAW bersabda:

ู…َู†ْ ุตَุงู…َ ุฑَู…َุถَุงู†َ ุฅِูŠู…َุงู†ًุง ูˆَุงุญْุชِุณَุงุจًุง ุบُูِุฑَ ู„َู‡ُ ู…َุง ุชَู‚َุฏَّู…َ ู…ِู†ْ ุฐَู†ْุจِู‡ِ

"Barangsiapa berpuasa Ramadhan atas dasar iman dan mengharap pahala dari Allah, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." (HR. Bukhari no. 38 dan Muslim no. 760).

Hadis ini menunjukkan bahwa bulan Ramadhan adalah kesempatan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa masa lalu, yang akan memberikan rasa ketenangan dan kebebasan dari beban mental.

 

Mengelola Emosi dan Stres dengan Ibadah

Bulan Ramadhan juga memberikan pelajaran penting tentang pengendalian emosi. Puasa mengajarkan kita untuk lebih sabar dalam menghadapi ujian, baik berupa rasa lapar maupun kesulitan lainnya. Salah satu aspek penting dari self-healing adalah mengelola emosi dengan cara yang positif dan puasa memberikan pelatihan mental yang baik untuk itu.

Salah satu hadis yang mengajarkan kita untuk sabar adalah:

ุนَู†ْ ุฃَุจِูŠ ู‡ُุฑَูŠْุฑَุฉَ ุฑَุถِูŠَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุนَู†ْู‡ُ ุฑِูˆَุงูŠَุฉً ู‚َุงู„َ ุฅِุฐَุง ุฃَุตْุจَุญَ ุฃَุญَุฏُูƒُู…ْ ูŠَูˆْู…ًุง ุตَุงุฆِู…ًุง ูَู„َุง ูŠَุฑْูُุซْ ูˆَู„َุง ูŠَุฌْู‡َู„ْ ูَุฅِู†ْ ุงู…ْุฑُุคٌ ุดَุงุชَู…َู‡ُ ุฃَูˆْ ู‚َุงุชَู„َู‡ُ ูَู„ْูŠَู‚ُู„ْ ุฅِู†ِّูŠ ุตَุงุฆِู…ٌ ุฅِู†ِّูŠ ุตَุงุฆِู…ٌ

"Jika seseorang sedang berpuasa, maka janganlah ia berkata kotor dan berkelahi. Jika seseorang mencacinya atau mengajaknya berkelahi, katakanlah: 'Sesungguhnya aku sedang berpuasa.'" (HR. Al-Bukhari)

Melalui hadis tersebut, kita diajarkan untuk menjaga ketenangan dan emosi dalam situasi penuh tantangan, yang pada gilirannya bisa membantu mengurangi stres dan kecemasan serta mendukung proses penyembuhan mental.

 

Manfaat Kesehatan Fisik dari Puasa

Selain manfaat spiritual, puasa di bulan Ramadhan juga memberikan manfaat fisik yang tidak kalah penting. Penelitian menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan metabolisme tubuh, mengurangi peradangan, dan memperbaiki sistem pencernaan. Dengan menahan makan dan minum, tubuh dapat beristirahat dan memulihkan diri dari proses pencernaan yang terus-menerus bekerja.

Selain itu, puasa membantu tubuh untuk mengeluarkan racun dan meningkatkan kebersihan organ tubuh. Salah satu sumber yang mendukung hal ini adalah sebuah studi yang diterbitkan dalam The Journal of Clinical Investigation, yang menunjukkan bahwa puasa dapat meningkatkan kesehatan jantung, mengurangi berat badan, dan menurunkan tekanan darah.

 

Berbagi dan Berbuat Kebaikan Sebagai Bentuk Penyembuhan Sosial

Ramadhan juga mengajarkan kita untuk berbagi dengan sesama. Memberi sedekah, membantu yang membutuhkan dan berbagi kebahagiaan dengan orang lain dapat memperkuat rasa empati dan kepedulian sosial. Hal ini memiliki dampak positif terhadap kesehatan mental, karena memberi rasa puas dan kebahagiaan batin yang mendalam.

Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

ู…َุซَู„ُ ุงู„َّุฐِูŠْู†َ ูŠُู†ْูِู‚ُูˆْู†َ ุงَู…ْูˆَุงู„َู‡ُู…ْ ูِูŠْ ุณَุจِูŠْู„ِ ุงู„ู„ّٰู‡ِ ูƒَู…َุซَู„ِ ุญَุจَّุฉٍ ุงَู†ْุۢจَุชَุชْ ุณَุจْุนَ ุณَู†َุงุจِู„َ ูِูŠْ ูƒُู„ِّ ุณُู†ْุۢจُู„َุฉٍ ู…ِّุงุฆَุฉُ ุญَุจَّุฉٍۗ ูˆَุงู„ู„ّٰู‡ُ ูŠُุถٰุนِูُ ู„ِู…َู†ْ ูŠَّุดَุงุۤกُۗ ูˆَุงู„ู„ّٰู‡ُ ูˆَุงุณِุนٌ ุนَู„ِูŠْู…ٌ ۝ูขูฆูก

"Perumpamaan (infaq yang dikeluarkan) orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah seperti biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada setiap bulir ada seratus biji." (QS. Al-Baqarah: 261)

Berkaitan dengan self-healing, berbagi dan berbuat kebaikan dapat memberikan rasa ketenangan dan kedamaian dalam diri kita.

 

Kesimpulan: Self Healing with Ramadhan

Bulan Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga kesempatan emas untuk melakukan self-healing dalam segala aspek kehidupan. Dengan memperbaiki kualitas ibadah, mengendalikan emosi, meningkatkan kepedulian sosial, dan menjaga kesehatan fisik, kita dapat meraih kedamaian batin dan kedekatan dengan Allah.

Melalui puasa, kita tidak hanya membersihkan tubuh secara fisik tetapi juga menyucikan jiwa dan memperkuat kesehatan mental. Ini adalah waktu yang tepat untuk memulai perjalanan penyembuhan diri dan memperoleh ketenangan sejati.

Semoga Ramadhan kali ini dapat menjadi momen yang penuh berkah bagi kita semua, baik dalam meningkatkan kualitas spiritual maupun kesehatan mental dan fisik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Harlah : Catatan kecil dalam sebuah perjalanan

         Sebuah catatan ini saya tuliskan ketika disela sela saya melihat story tentang ucapan harlah yang banyak bersliweran di story media sosial. Februari 2025 merupakan bulan ke 2 yang mungkin bagi sebagian orang bulan biasa tanpa perayaan apapun di dalamnya kecuali kalian ulang tahun. Nah di momen ini bagi sebagian orang lain merupakan momentum yang ditunggu yakni tanggal 24 Februari 2025 menjadi harinya rekan-rekan IPNU.      Di hari itu juga, momen yang tepat untuk merefleksi dan  memaknai kembali setahun bahkan lebih ketika mengenal IPNU pada pertama kalinya dan proses didalamnya. Ya, tentunya banyak yang berterima kasih di ruang juang ini. Tapi bagi saya yang selalu berpikiran suudzon terhadap sesuatu izinkan saya untuk menuangkan beberapa keresahan saya dalam bentuk refleksi yang saya catat kali ini.      Ya, betul banyak sekali yang berterima kasih berproses namun layaknya seorang sopir yang harus tahu tentang m...

kalimat Wong Liyo Ngerti Opo? menjelma menjadi kalimat filosofis yang menggantikan peran Stoicism di kalangan anak muda jawa

  Belakangan ini sering muncul di beranda media sosial yang sering di gunakan oleh kalangan anak muda yaitu TikTok, sebuah konten viral yang membuat beberapa kalangan terheran bukan main karena di dalam konten tersebut seperti membandingkang sebuah kalimat biasa dengan sebuah mazhab filsafat yang tentunya memiliki banyak penganut di masa ini yaitu Stoicism. Tidak kaget melihat banyak orang keheranan dengan konten tersebut, Lha wong Cuma kalimat Wong Liyo Ngerti Opo? kok bisa-bisanya dibandingkan dengan Stoicism. sekilas sangat tidak apple to apple atau tidak sebanding, karena mazhab filsafat ini telah berkembang begitu lama dan telah melalui pembahasan serta perdebatan yang begitu panjang. Ibaratnya Stoicism ini sebuah kapal pesiar yang telah malang melintang mengarungi samudra harus bergelut dengan prahu gethek yang terbuat dari bambu. Stoicism adalah aliran filsafat Yunani yang mengedepankan penerimaan dan pengendalian diri atas segala sesuatu yang tentunya sangat relate ...

Gelar Lakmud Gabungan, PAC IPNU-IPPNU Pageruyung dan Pelantungan Ajak Kader Siap Berkhidmat dan Memimpin Perubahan

Latihan Kader Muda (Lakmud) Gabungan, Pimpinan Anak Cabang, Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPNU-IPPNU) Kecamatan Pageruyung dan Pelantungan digelar di MDTNU 03 Gondoharum Pageruyung dari Jumat, 31 Januari hingga Minggu, 2 Februari 2025. Kegiatan yang merupakan tahap lanjutan dari Masa Kesetiaan Anggota (MAKESTA). kegiaran ini diikuti   oleh 21 Peserta terpilih dari Pageruyung dan Pelantungan. Lakmud ini digelar dalam rangka membentuk karakter kader yang kompeten dan mandiri dalam mengawal keberlanjutan organisasi. Rizky Syariful Fikri, Ketua PC IPNU Kendal mengapresiasi gelaran Lakmud gabungan ini yang ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan pelajar IPNU-IPPNU menghadapi tantangan serta dinamika di masa mendatang. “Kami berharap kegiatan Lakmud ini mampu mencetak kader IPNU-IPPNU yang kompeten untuk menyongsong masa depan bangsa yang lebih baik,” tuturnya. Rizky juga berpesan kepada seluruh peserta untuk mengikuti tahap...