Masa
Khulafaur Rasyidin,yaitu kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman
bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib, dikenal sebagai masa keemasan yang penuh dengan
keadilan, kesederhanaan, dan kedekatan antara pemimpin dan rakyat. Namun, setelah
masa ini berakhir, terjadi perubahan besar baik dalam sistem pemerintahan, kehidupan
sosial, hingga dinamika keagamaan.
BERAKHIRNYA KEPEMIMPINAN KHULAFAUR RASYIDIN
Khulafaur
Rasyidin berakhir setelah wafatnya Ali bin Abi Thalib pada tahun 661 Masehi. Setelah
itu, kekuasaan Islam tidak lagi dipilih melalui musyawarah sebagai mana yang diterapkan
pada masa Khulafaur Rasyidin. Sebaliknya, kepemimpinan Islam berubah menjadi bentuk
kerajaan turun-temurun. Ini dimulai dengan berdirinya Dinasti Umayyah di bawah
Muawiyah bin Abi Sufyan.
Muawiyah
membentuk sistem pemerintahan baru dimana kekuasaan diwariskan kepada
keturunan, berbeda dengan konsep pemilihan khalifah sebelumnya. Ini menjadi
ciri utama perubahan politik Islam pasca Khulafaur Rasyid
PERUBAHAN SISTEM PEMERINTAHAN
Pada
masa Khulafaur Rasyidin, pemerintahan bersifat sangat sederhana dan dekat
dengan rakyat. Khalifah dipilih melalui musyawarah dan bertanggungjawab langsung
kepada rakyat dan Allah. Namun setelahnya, terjadi perubahan besar:
1.
Monarki
Absolut : Pemerintahan dipegang oleh satu keluarga (misalnya keluarga Bani
Umayyah), dan kekuasaan diwariskan dari ayah ke anak.
2.
Pembentukan
Birokrasi : Untuk mengatur wilayah yang sangat luas, pemerintahan mulai
membentuk struktur birokrasi resmi, termasuk adanya gubernur-gubernur di
berbagai wilayah.
3.
Perluasan
Wilayah: Wilayah kekuasaan Islam meluas hingga ke Afrika Utara, Spanyol, dan
Asia Tengah, sehingga membutuhkan administrasi yang lebih kompleks.
KEHIDUPAN SOSIAL DAN BUDAYA
Pasca
Khulafaur Rasyidin, kehidupan sosial umat Islam juga mengalami perubahan besar:
1.
Kota-kota
Baru : Banyak kota besar yang berkembang, seperti Damaskus (ibukota Dinasti Umayyah)
menjadi pusat pemerintahan dan budaya.
2.
Perbedaan
Kelas Sosial : Semakin tampak perbedaan antara bangsawan, pejabat, dan rakyat biasa.
Kesenjangan sosial mulai terlihat berbeda dengan masa Khalifah Umar bin Khattab
yang sangat menjunjung persamaan hak.
3.
Perkembangan
Ilmu Pengetahuan : Mulai muncul pusat-pusat belajar, seperti madrasah dan perpustakaan,
yang kelak berkembang pesat pada masa Dinasti Abbasiyah.
DINAMIKA KEAGAMAAN
Dalam
bidang keagamaan, beberapa perubahan juga terjadi :
1.
Munculnya
Mazhab Fikih: Setelah masa Khulafaur Rasyidin, umat Islam mulai merumuskan
hukum-hukum Islam secara lebih sistematis. Dari sinilah muncul mazhab-mazhab
seperti Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali.
2.
Perselisihan
Politik dan Agama : Muncul berbagai kelompok dalam Islam seperti Sunni dan Syiah.
Halini berawal dari perbedaan pandangan tentang siapa yang berhak memimpin umat
Islam.
3.
Kodifikasi
Al-Qur’an dan Hadis : Meskipun Al-Qur’an telah dibukukan pada masa Utsman bin
Affan, pada masa sesudahnya upaya untuk mengumpulkan dan menuliskan hadis semakin
berkembang.
KEHIDUPAN SEHARI-HARI MASYARAKAT
Dalam
kehidupan sehari-hari, masyarakat Islam pasca Khulafaur Rasyidin mengalami
banyak perubahan:
1.
Perekonomian
: Perdagangan semakin maju karena perluasan wilayah. Banyak jalur perdagangan
seperti Jalur Sutra menjadi sangat penting.
2.
Pendidikan
: Pendidikan Islam menjadi lebih formal. Anak-anak mulai belajar membaca,
menulis, Al-Qur’an, dan dasar-dasar agama di madrasah.
3.
Adat
Istiadat : Tradisi-tradisi lokal mulai bercampur dengan budaya Arab Islam.
Misalnya, tradisi Persia dan Bizantium banyak mempengaruhi kehidupan
sehari-hari umat Islam.
TANTANGAN DAN PERMASALAHAN
Perubahan-perubahan
ini membawa tantangan baru :
1.
Pemberontakan
dan Fitnah : Masa setelah Khulafaur Rasyidin banyak diwarnai dengan
pemberontakan dan konflik politik, seperti Perang Karbala dan berbagai fitnah
besar.
2.
Melemahnya
Idealisme : Banyak pihak yang mulai mementingkan kekuasaan dan kekayaan pribadi
daripada prinsip keadilan dan persamaan yang dijunjung tinggi di masa Khulafaur
Rasyidin.
3.
Perbedaan
Pandangan Politik : Perselisihan mengenai siapa yang berhak menjadi pemimpin
umat Islam menyebabkan konflik yang berkepanjangan, yang mengarah pada
pemisahan dalam tubuh umat Islam.
4.
Birokrasi
yang Rumit : Pembentukan birokrasi yang lebih kompleks untuk mengatur wilayah
yang luas seringkali menyebabkan ketidakadilan administratif dan penyalahgunaan
kekuasaan.
5.
Ketegangan
Sosial : Semakin tampaknya perbedaan kelas sosial dan pengaruh budaya asing
mengarah pada ketegangan dalam masyarakat, yang berbeda jauh dengan prinsip
persamaan yang diterapkan pada masa Khulafaur Rasyidin.
KESIMPULAN
Masa
pasca Khulafaur Rasyidin adalah periode transisi yang signifikan dalam sejarah
Islam. Setelah kepemimpinan Ali bin Abi Thalib, sistem pemerintahan berubah
dari musyawarah (syura) menjadi monarki yang diwariskan turun-temurun, dimulai
dengan Dinasti Umayyah. Perubahan ini menciptakan struktur pemerintahan yang
lebih terpusat dan birokratis untuk mengatur wilayah kekuasaan yang semakin
luas. Disisi sosial, meskipun ada perkembangan ilmu pengetahuan dan budaya,
kesenjangan sosial mulai terlihat,dengan munculnya kelas-kelas sosial baru.
Dalam hal keagamaan, perbedaan pandangan politik antara Sunni dan Syiah semakin
mengemuka. Meski menghadapi banyak tantangan, periode ini tetap menjadi fondasi
bagi perkembangan besar peradaban Islam di masa depan.
Kontributor
: Zahra Alifatul M.
Editor : Ahmad Robith
SUMBER
1.
Buku
Sejarah Islam Kelas 7-9 (pelajaran Madrasah/SMP)
2.
“Sejarah
Peradaban Islam” karya Badri Yatim
3.
”Khulafaur
Rasyidin” oleh Dr. Muhammad Ali
4.
Ensiklopedia
Islam Indonesia
Komentar
Posting Komentar