“Apakah
menambang adalah perbuatan yang harus dilakukan sebagai bentuk kemaslahatan dan
kebaikan?” tanyaku masih mencari alasan yang tentunya baik agar mampu menerima
perbuatan-perbuatan penambangan, karena yang aku lihat pertambangan apapun itu
baik pertambangan emas, nikel, batu bara, semen, batu, pasir dan tanah selalu
saja memberikan dampak negatif bagi masyarakat sekitar. Kita ambil contoh
pertambangan pasir dan batu (galian C) yang dilakukan di dekat rumahku dengan
membandingkan dampak positif dan dampak negatif yang dihasilkan dari aksi
pertambangan yang dilakukan. Mungkin secara faktanya pertambangan meningkatkan
sedikit lapangan pekrjaan sebagaimana yang kita ketahui operator alat berat,
supir truk dan tentunya mandor dan para pengawas lainnya yang dibutuhkan dalam
pertambangan sekala kecil ini. Selain itu tentunya ada kas bagi desa dan ormas
sebagai pelancar agar mendapatkan izin pertambangan saat leawt di jalan-jalan
desa. Selebihnya keuntungan atas pengerukan sumberdaya alam yang melimpah ini
hanya dinikmati oleh bos-bos penambang sedangkan sebagian lain yang sangatlah
banyak adalah bagian negatifnya saja yang tentunya dinikmati oleh banyak
masyarakat.
Tentunya
saya mengetahui dengan jelas dan merasakannya setiap hari bagaimana dampak
negatif atas pertambangan galian C ini, seperti halnya jalanan rusak, polusi
udara dan genangan-genangan yang membahayakan saat hujan, pohon-pohon digunduli
bahkan jika skala besarnya tentunya kita bisa melihat bahwa pertambangan adalah
peniadan kelestarian alam dan satwa yang dapat dilakukan secara cepat dan
permanen. Oke kita mulai dari dampak terkecilnya terlebih dahulu dari aksi
pertambangan galian C yang masyarakat rasakan, “Jalanan Rusak” mungkin dari mereka
yang hidup dikota tidak bisa merasakan bagaimana menyedihkannya dampak dari
jalanan rusak ini, namun bagi kami yang hidup di desa terkhususnya di area
dekat pertambangan ini sangat mengganggu aktifitas masyarakat, karena debu,
lubang dan genang air saat hujan bahkan tidak mampu memilih untuk menghindarinya
dan aku sangat menyarankan untuk kalian yang memiliki istri yang sedang hamil
untuk tidak melewati jalanan rusak ini. Apakah ini mengganggu aktivitas
masyarakat? Jawabannya ya dan sekali lagi hanya bos yang menikmati aksi
pertambangan ini bahkan jika jalanan rusak sekalipun mereka bisa melewatinya
tanpa gangguan dengan mobil dan sopirnya, sedangkan masyarakat kecil?
Mungkin
bagi kami (masyarakat pegunungan) belum merasakan secara langsung bagaimana
dampak banjir dari hasil pertambangan yang ada ini. Namun di berbagai daerah
sudahlah cukup menjadi contoh bagaimana pertambangan ini dapat menyebabkan
banjir, kita ambi saja contoh pegunungan kendeng yang menjadi bahan eksploitasi
pertambangan semen yang sudah sampai menghancurkan hutan-hutan dan sumber daya
air yang dimana saat musim hujan memberikan dampak banjir bagi masyarakat
disana karena daya serap tanah menurun akibat hutan digunduli dan saat musim
kemaru terjadi kekeringan dimana-mana karena sumber airnya sudah dirusak.
Inilah sudah cukup untuk menjadi contoh bahwa pertambangan akan selalu
memberikan dampak negatif bagi masyarakat dan sebenarnya saya juga sangat menyayangkan
pertambangan yang dilakukan didaerah saya.
“Jadi
apakah pertambangan adalah perbuatan yang harus dilakukan sebagai bentuk
kemaslahatan dan kebaikan? Bagaimana dengan kerusakan-kerusakan yang
ditimbulkan? Apakah hal ini masuk dalam perbuatan melanggar hukum yang
diperbolehkan?”
Semakin
berfikir semakin riskan dengan segala pertambangan yang ada di Indonesia, tak
hanya di desaku namun di berbagai penjuru Indonesia baik tambang yang kecil
maupun tambang yang besar, baik tambang yang ilegal, setengah ilegal atau
tambang yang legal karena sudah mendapatkan izin. Segala jenis pertambangan ini
benar-benar membuatku risau karena jumlahnya yang sangat banyak dan kerusakan
yang ditimbulkan juga sangat banyak. Kita lihat tambang emas freeport, tambang
emas terbesar di Indonesia ini dan juga merupakan tambang emas terbesar kedua
terbesar didunia berdasarkan produksinya, mungkin akan menjadi sebuah
kebanggaan jika tambang emas freeport ini sepenuhnya di kelola oleh pemerintah
Indonesia namun sayangnya orang asinglah yang memilikinya, munkin akan sedikit
melegakan jika dikelola dengan baik namun nayatanya tambang yang besar ini
sudah sangat menhancurkan alam raya Papua dan mungkin akan sedikt bersyukur jika
masyakat papua terkhususnya Mimika mendapatkan kesejahteraan dari aksi tambang
ini namun nyatanya hanya kesurakan alam, pencemaran limbah dan penyakit yang
mereka rasakan bahkan limbah tailingnya menghancurkan sungai-sungai di Mimika-Papua
padahal bagi masyakat sana ada 3 filosofi hidup mereka ‘sagu, sampan dan
sungai’. Semuanya dikeruk bahkan sampai kedalaman 1500-1800 meter ke dalam
tanah dengan luasan pemilikan tambang freeport 90.360 hektar ini sangat
menyedihkan menurutku, apakah ini yang disebut dengan pengerukan dan
penghancuran alam yang diperbolehkan? Bahkan hanya dengan melihat foto kerusakannya
saj diriku sangat risau kenapa pertambangan ini di perbolehkan dan sekali lagi
masyarakat tidak pernah menikmatinya. Yang dirasakan masyarakat Mimika hanyalah
alamnya dihancurkan, sungai-sungainya dirusak, limbah, penyakit dan segala
penderitaan. Dan aku ingin bilang selalu saja masyarakat di negara ini yang
selalu menjadi korban dan dikorbankan dari aspek pertambangan yang hanya
dinikmati oleh segelintir orang. Masyarakat kita sangatlah jauh dari kata
kesejahteraan bahkan di Mimika Papua dengan adanya pertambangan emas terbesar
kedua di dunia seharusnya layak menikmati hidup dengan layak, padahal disana
sangat kaya sumberdaya alamnya tentunya tidak emas saja. Bahkan jika
pertambangan itu secara terpaksa diperbolehkan dengan mengahancurkan sumberdaya
alam satu-satunya yang berhak menikmatinya adalah masyakat Indonesia bukan
segelintir orang-orang rakus, mafia dan penjajah asing. Namun dengan kesadaran
penuh banyak masyarakat yang hanya cukup untuk hidup dan memilih tak merusak
alam rayanya.
Ini
baru satu contoh di Mimika, Papua. Belum tambang pasir di Rempang, tambang
nikel di Raja Ampat dan banyak lagi tambang-tambang yang ada di Indonesia ini
yang tak bertanggungjawab dan merusak lingkungan.
“Jadi apakah kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan dari segala pertambangan termasuk dalam perbuatan melanggar hukum yang di perbolehkan?”
“Kay,
aku ingin mendengar pendapatmu tentang tambang, kita ambil saja yang sedang
ramai kali ini tambang nikel di Raja Ampat dan pandangan tentang tambang secara
keseluruhan.” Tanyaku pada Kayla yang sedang sibuk menikmati es teler
kesukaannya yang tiba-tiba mengkerutkan dahi seakan-akan bilang ‘aku sedang
menikmati minuman kesukaanku loh.’
“Emm
bagaimana ya Al, bolehkah aku memulai secara general dulu setelah itu
mengkerucut ke masalah tambang yang ada di Raja Ampat.” Balas Kayla.
“Tentu
saja.” Ucapku sambil tersenyum karena senang ternyata wanita yang ku hadapi ini
mampu menghentikan kepentingan pribadinya hanya sekedar memberikan penilaian
atas kemaslahatan orang banyak yang bahkan belum pernah ia temui.
“Jika
kita memahami sejarah tentunya pertambangan dilakukan karena untuk memenuhi
sebagian kehidupan yang kita miliki, contohnya dulu pertambangan dilakukan
untuk menemukan batuan mineral yang digunakan sebagai alat baik pisau atau
tombak, kalau gak salah batu pertama kali yang digunakan adalah batu oksidian
dan himatit. Seiring berjalanan waktu pertambangan mulai berkembang dari
perunggu yang digunakan untuk pakaian zirah perang, besi sebagai alat senjata,
emas dan perat yang digunakan sebagai alat tukar. Berlanjut ke zaman berikutnya
munculah banyak pertambangan besi sebagai daya pendukung pembuatan alat
produksi dan pertambangan batu bara sebagai salah satu energi yang digunakan
untuk mendukung perkembangan di era produksi pabrik dan kereta api ini. Kalau
sekarang pertambangan menjadi sangat luas lagi nikel sebagai bahan dalam
baterai, uranium sebagai raeksi energi nuklir, tembaga sebagai konduktor
terbaik aliran listrik. Apalagi sekarang kan udah masuk era digitalisasi lebih
lanjut dimana alat-alat didunia ini sudah memasuki era robotik yang sangat
membutuhkan bahan-bahan tersebut. Jadi pada awal mulanya pertambangan ini
sangat di perlukan manusia sebagai pendukung perkembangan era yang ada namun
tentunya segala hal memiliki aspek positif dan negatif dan ini tentunya
termasuk juga dalam pertambangan yang juga memiliki dampak negatifnya juga.
Dampak negatif dari pertambangan mungkin akan adanya kerusakan-kerusakan alam
karena pertambangan ini tentunya harus membutuhkan izin dan lahan yang luas
karena untuk skala pabrik gak mungkin dong hanya mengambil 1 kilogram -10
kliogram untuk produksinya? Dan karena ini jugalah pertambangan membutuhkan
izin dari pemerintah sebagai pengontrol agar pertambangan tidak semena-mena
karena yang mereka lakukan itu mengeruk mineral dan sumberdaya alam dari tanah
yang ada di dalam tanah bahkan tambang emas freeport aja kalau gak salah sampai
1800meter dalamnya dengan luasan 90ribu hektar. Mungkin menurutku banyak
tambang di Indonesia yang tidak mendapatkan kontrol dari pemerintah secara baik
makanya banyak sekali kerusakan-keruskan lingkungan bahkan pengelolaan
limbahnya saja kadang tidak diurus dengan benar, pokoknya aku ngerasa masih
banyak tambang di Indonesia yang tak terkontrol bahkan banyak juga yang ilegal
bahkan banyak juga kok yang adanya penyeludupan ekspor. Hal ini juga terjadi
terhadap Nikel kita, Indonesia ini menjadi salah satu negara penghasil nekel
terbesar di dunia loh kak, namun sejak 2tahun terakhir nikel kita harganya
turun drastis ini karena adanya supply and demandnya yang timpang. Saat supply
nikel kita sedikit demandnya banyak harga naik, namun karena adanya
penyeludupan dan penambangan ilegal ini suplay nikel di dunia melimpah
sedangkan yang membutuhkan masih sama makanya harganya turun. Ini sangat sayang
benget sih kak, padahal potensi negara kita bisa cuan banyak namun karena da
orang-orang rakus yang ingin cepat kaya jadinya mereka menjual asal-asalan
tanpa memahami strategi ekonomi global. Kalau mengenai kasus tambang nikel raja
ampat sangat di sayangkan sih kak ini seperti yang aku bilang tadi pemerintah
lalai dan luput untuk mengontrol pertambangan yang ada makanya mereka
melakukannya secara urakan, seharusnya negara memberikan batasan-batasan
produksi dan pengontrolan terhadap ekspor kalau ini dilakukan aku yakin kok
produksi mereka akan berjalan lebih baik dan gak urakan menghancurkan alam yang
ada.” Jelas kayla dengan semangat bahkan membuatku terpesona dari setiap kata
yang ia ucapkan, seorang wanita cantik yang mampu memahami pemikiran yang ku
berikan.
“Kak?”
ucap kayla lagi.
“Eh
iya” ucapku sambil tersenyum. “Ini sebenarnya sangat menarik karena kita
sebenarnya sedang membicarakan laju kemajuan masa depan dan kelestarian untuk
masa depan. Kedua hal ini tentunya sangat menarik untuk dibahas namun secara
umum ini akan sedikit membingungkan Kay,
pilihannya antara kemajuan era robotik atau stagnan dengan keindahan alam yang
ada, ini seperti pertambangan batu bara,
minyak dan gas, pada awal era industri memang eropa dan berbagai belahan dunia
membutuhkan sedikit sumberdaya ini namun pada perkembangannya contoh saja batu
bara sudah 7 abad lebih (di inggris) batu bara dijadikan sumber enargi bahkan
awalnya dari china penggunaan batu bara masih sedikit namun sekarang permintaan
penggunaan batu bara masih sangat banyak demikian gas dan minyak yang sekarang
sudah sekitar 1abad lebih penggunaanya walaupun sekarang sudah masuk di awal
energi terbarukan. Dan tentunya ini juga nantinya akan terjadi pada Nikel di
awal fase dunia robotik, hal ini bisa dikatakan akan selalu ada hal yang harus
dikorbankan untuk sebuah kemajuan. Ini seperti sebuah dilema apakah manusia
harus stagnan atau melanjutkan peradaban dan tentunya kita tau sejarah telah
membuktikan bahwa kemajuan manusia tidak bisa dihentikan karena membicarakan
manusia tidak hanya membicarakan satu individu namun juga masyarakat, bangsa,
negara dan tentunya kepenguasaan terhadap dunia. Indonesia mungkin saja memilih
stagnan dengan keindahan alam yang ada, di era energi nuklir di Rusia, Amerika
dan belahan dunia lainnya bahkan sampai senjata andalan sebagai bom nuklir,
roket jelajah dengan hulu ledak nuklir Indonesia tidak terlalu santer akan
perkembangan ini walaupun akhir-akhir ini ada wacana pemercepatan pengembangan
tenaga nuklir. Di era Artificial inteligen (Ai) lagi-lagi Indonesia tertinggal
dalam hal ini yang tentunya masih dikuasai oleh Amerika serikat dan China,
Robotik juga demikian. Aku merasa banyak hal yang Indonesia lakukan dengan cara
yang tenang. Namun dilain sisi kita menjadi negara utama pendukung kemajuan
dunia, yang mau tak mau harus juga melakukan pertambangan untuk memenuhi
permintaan global. Indonesia mungkin saja stagnan namun dunia terus berkembang.
Namun apapun alasannya menjaga kelestarian alam adalah hal yang sangat penting
untuk dilakukan. Dan sebenarnya kita sudah merasakan dampak dari kerusakan alam
ini, namun banyak dari kita bungkam dan tutup mata seolah-olah perkembangan
teknologi mampu menggantikan itu semua.” Ucapku.
“Kalau
kita membicarakan lebih luas lagi setingkat galaksi bimasakti saja sejauh yang
aku tau pohon adalah satu-satunya hal yang paling berharga di galaksi bimasakti
ini bahkan mungkin di alam semesta dan jika satu bumi ini kehilangan seluruh
pohon mungkin akan ada kepunahan massal karena akan adanya perubahan iklim
secara ekstrem. Menurutku pohon itu adalah pahlawan sebenarnya di bumi ini saat
siang hari mereka rela kepanasan setiap harinya namun tetap memberikan oksigen
yang manusia butuhkan, bahkan pohon juga membantu proses pendinginan di bumi
ini. Kenapa aku berkata bahwa pohon adalah pahlawan bumi ini yang sebenarnya
karena bumi dan kehidupannya tidak akan mampu bertahan jika tidak ada pohon dan
mungkin itu alasannya Tuhan menciptakan pohon di bumi. Ah namun sayang mereka
tak menghargainya.” Jelas Kayla.
“Jangan sedih kay, aku yakin Semesta telah memiliki titahnya sendiri dan kita juga harus melakukan hal yang terbaik yang bisa kita lakukan karena aku yakin kita juga hidup bukan untuk diri ini saja namun untuk sebuah rangkaian kehidupan yang telah di persiapkan oleh Tuhan. Ya udah yuk pindah tempat, udah habiskan esmu atau mau pesan lagi?” tanyaku membuat Kayla malu-malu untuk ingin memesannya lagi namun tersadar bahwa masih banyak makanan dan minuman yang harus ia cicipi dan akhirnya kami melanjutkan perjalanan.
Kontributor : Nafi’ul Umam
Editor : Ahmad Robith
Komentar
Posting Komentar