Langsung ke konten utama

Kesempatan tidak datang dua kali : Ramadhan Month becomes the special one for everyone.


Ramadhanu tajalla wabtasama, thuba lil’abdi idza ightanama, arda maulahu bima altazama, thuba linnafsi bitaqwaha.

Mercon mulai membombardir. Jalan sudah mulai ramai dengan jajanan dan es. speaker mushola dan masjid bergaung sampai tengah malam. Menandai bulan yang ditunggu.

Bulan Ramadhan di mana sangat dinanti-nanti oleh semua orang dan termasuk bulan suci. Ibarat orang yang mempunyai HP yang bagus tentunya kita harus kenal dan tahu keunggulan HP tersebut. Sama juga sebagai kita orang muslim harus tahu tentang apa sih keutamaan bulan Ramadhan daripada bulan-bulan yang lain. 

Di bulan ini kegiatan religi sangat berbeda intensitasnya dibandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Nah dari sini saja sudah nampak betapa keistimewaan di bulan Ramadhan. Orang yang tadinya nakal berkurang nakalnya, orang yang tadinya sandalnya tidak pernah terlihat di masjid beberapa hari ini sandalnya ikut hadir di masjid. 

Kesempatan bertaubat. 

 عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ: (مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ)

وَمَغْفِرَةُ مَا تَقَدَّمَ وَاضِحَةٌ، وَسَيَأْتِي لَهَا تَقْيِيدٌ لَا بُدَّ مِنْهُ، وَأَمَّا مَا تَأَخَّرَ، فَالمُرَادُ بِمَغْفِرَتِهِ وَعْدُ اللهِ تَعَالَى لِلْعَبْدِ بِأَنَّهُ إِذَا فَرَّطَ مِنْهُ كَانَ مَغْفُورًا، فَلَا يُشْكِلُ بِأَنَّ مَغْفِرَةَ الشَّيْءِ قَبْلَ وُقُوعِهِ مُسْتَحِيلَةٌ

Keistimewaan Allah dalam menciptakan bulan ampunan bagi hambanya. Diriwayatkan dari sahabat ibnu abbas bahwa barangsiapa yang puasa di bulan Ramadhan dengan iman dan mengharap pahala maka akan diampuni dosanya yang sudah terjadi dan yang akan datang.  Kapan lagi kemudian kita menyia-nyiakan hal tersebut. Merupakan kesempatan emas bagi kita yang banyak berdosa dan salah mendapatkan kesempatan untuk melebur bahkan menghapus dosa di bulan Ramadhan ini. 

Ramadhan juga membuat kita yang masih kurang amalnya tidak khawatir. Karena akan dilipatgandakan pahala dalam bulan Ramadhan. Dengan memperbanyak dzikir sholawat tadarus AlQuran dan juga sedekah menjadikan kita yang beramal di bulan Ramadhan ini dilipatgandakan pahalanya dengan mudah.

Tidak asing lagi bagi kita di bulan Ramadhan ini untuk meraup pahala sebanyak-banyaknya karena di dalamnya ada malam yang lebih dari 1000 bulan Lailatul Qadar

قالَ تَعَالَى: ﴿إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ القَدْرِ  وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ القَدْرِ؟ لَيْلَةُ القَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ﴾ .سورة : القدر ، الآيات

Pasti umat nabi Muhammad seperti kita ini tidak memiliki umur yang panjang seperti umat-umat terdahulu. Nah, kesempatan inilah kita untuk memiliki amal yang banyak seperti umat-umat terdahulu dengan memanfaatkan bulan yang Allah ciptakan yakni bulan ramadhan. Lailatul qadar ini seharusnya menjadi kesempatan emas dan tidak disia-siakan bagi kita semuanya. 

Nah semoga di bulan Ramadhan di tahun ini kita semua dapat memanfaatkannya dengan kebaikan dan menambah taqwa kita kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Terakhir di tulisan ini saya tutup dengan kata kata.

 

Rekan paling ganteng jenenge Rizky

Putus cinta Melayu neng Sumenep 

Kanggo sopo wae sing Poso Wulan iki 

Tak dongakke kabeh posone genep 

 



Kontributor  : Syauqy Nu’man

Editor           : Ahmad Robith

Design          : M Helmi Kurniawan

 


Referensi 


nuonline.com

 




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Refleksi Harlah : Catatan kecil dalam sebuah perjalanan

         Sebuah catatan ini saya tuliskan ketika disela sela saya melihat story tentang ucapan harlah yang banyak bersliweran di story media sosial. Februari 2025 merupakan bulan ke 2 yang mungkin bagi sebagian orang bulan biasa tanpa perayaan apapun di dalamnya kecuali kalian ulang tahun. Nah di momen ini bagi sebagian orang lain merupakan momentum yang ditunggu yakni tanggal 24 Februari 2025 menjadi harinya rekan-rekan IPNU.      Di hari itu juga, momen yang tepat untuk merefleksi dan  memaknai kembali setahun bahkan lebih ketika mengenal IPNU pada pertama kalinya dan proses didalamnya. Ya, tentunya banyak yang berterima kasih di ruang juang ini. Tapi bagi saya yang selalu berpikiran suudzon terhadap sesuatu izinkan saya untuk menuangkan beberapa keresahan saya dalam bentuk refleksi yang saya catat kali ini.      Ya, betul banyak sekali yang berterima kasih berproses namun layaknya seorang sopir yang harus tahu tentang m...

Siapa Aku?

  ALYA SHOPIA kader IPPNU yang sedang perjalanan pulang selepas rapat, Ketika sampai di depan rumah, Alya melihat Pria di depan rumahnya dengan sebuah kutipan di belakang kaosnya “Cogito Ergo Sum” (aku berpikir, maka aku ada) – René Descartes 1596. Membuat Alya terkesan dan menghampirinya. Alya menatapnya, mencoba mengenali wajahnya yang begitu tertutup. “Siapa Kamu ?” Tanya Alya tanpa sadar Pria itu terdiam sejenak, lalu menjawab “Aku.... aku adalah bagian dari dirimu yang belum kamu kenali” Dengan rasa penasaran yang masih menggantung dikeplanya, Alya meninggalkan pria misterius itu sambil menggaruk kepalanya. Sampai di depan pintu Alya melihat Amplop Surat tergelatak. Tak ada petunjuk pengirim, hanya sebait kalimat: “Siapa sebenarnya dirimu, Alya? , Apa makna pilihan yang kamu buat hari ini?” Baru beberapa detik membaca, jantungnya berdebar, di balik kesederhanaan kata itu tersembunyi misteri yang bisa mengguncang segala keyakinan tentang jati diri. Hari itu,...

Kawan atau sekedar Klik

  Ponsel Alya bergetar berkali-kali sebelum azan Subuh. Kembali, grup WhatsApp IPNU-IPPNU penuh dengan pesan. Semuanya dimulai dengan poster pendidikan, stiker, jokes, dan perdebatan panjang tanpa peringatan tentang siapa yang bertanggung jawab atas jadwal pengajian. Bahasa mulai meninggi. Perlahan-lahan muncul sarkas, seolah-olah mereka dapat membenarkan sikap yang tidak akan pernah mereka katakan jika mereka berhadapan langsung. "Kenapa sih grup pengkaderan malah seperti ring tinju?" tanya Rania, yang masih terpejam. Alya hanya berfokus pada layar. Ia merasa ada kesalahan. Namun, di mana letak kesalahannya? Di kelas filsafat keesokan harinya, Dosen Munir menulis sebuah kalimat besar di papan tulis: “mengatakan sesuatu berarti melakukan sesuatu” Alya memperhatikannya baik-baik. Austin (1911) filsuf Inggris, meyakini bahwa ucapan manusia bukan sekadar deskripsi. Ucapan adalah tindakan. Ketika seseorang mengatakan "saya janji" , ia tidak hanya menyebut fakt...